Kamis, 25 Juni 2009

Puasa Bulan Rajab

ALLAHUMMA BAARIKLANA FII RAJABA WA SYA'BAN WA BALIGHNA RAMADHAN

“Ya Allah berkahilah hidup kami di bulan Rajab dan Syakban dan sampaikanlah usia kami hingga bulan ramadhan”.

Adapun nash lengkap hadits tersebut adalah seperti yang termaktub dalam Musnad Imam Ahmad (1/259), beliau berkata:

حدثنا عبد الله ، حدثنا عبيد الله بن عمر ، عن زائدة بن أبي الرقاد ، عن زياد النميري ، عن أنس بن مالك قال : كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال : اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبارك لنا في رمضان وكان يقول : ليلة الجمعة غراء ويومها أزهر

Menceritakan kepada kami Abdullah, Ubaidullah bin Umar, dari Zaidah bin Abi ar-Raaqod, dari Ziyad an-Numairi, dari Anas bin Malik berkata ia, Adalah Nabi shallallohhu ‘alaihi wasallam apabila masuk bulan Rajab, beliau berdo’a ; “Ya Alloh berkahilah kami dibulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami kepada Bulan Ramadhan. Kemudian beliau berkata, “Pada malam jumatnya ada kemuliaan, dan siangnya ada keagungan.

Sementara, berkaitan dengan puasa sunnah bulan Rajab adalah hadits Imam Muslim meriwayatkan dalam shahih-nya[1]:

“Telah menceritakan pada kami Abubakar bin Abi Syaibah, telah menceritakan pada kami AbduLLAAH bin Numairih, telah menceritakan pada kami Ibnu Numair, telah menceritakan pada kami ayah kami, telah menceritakan pada kami Utsman bin Hakim Al-Anshari berkata: Aku bertanya pada Sa’id bin Jubair tentang puasa Rajab dan kami saat itu sedang berada di bulan Rajab, maka ia menjawab: Aku mendengar Ibnu Abbas -semoga ALLAAH meridhoi mereka berdua- berkata: Adalah Nabi -semoga shalawaat dan salaam senantiasa tercurah pada diri beliau- berpuasa (di bulan Rajab) sampai kami berkata nampaknya beliau akan mempuasai (bulan Rajab) seluruhnya, lalu beliau tidak berpuasa sampai kami berkata: Nampaknya beliau tidak akan mempuasai (bulan Rajab) seluruhnya.”

Kendatipun demikian ada pula hadits-hadits lain yang melarang berpuasa di bulan Rajab, jika mempuasai seluruhnya[2], Ibnu Umar termasuk yang mengharamkan berpuasa di bulan Rajab walaupun ia dibantah oleh Asma’ binti Abubakar[3]. Dikabarkan bahwa Umar bin Khaththab juga tidak menyukai puasa di bulan Rajab (namun kedudukan haditsnya diperbincangkan, karena ada Rijal yang tidak dikenal)[4].

Kesimpulannya adalah dibolehkan mempuasai bulan Rajab berdasarkan hadits shahih, sepanjang tidak menjadikannya sama dengan bulan Ramadhan (mempuasai sebulan penuh)

MARAJI' :
- Abu Ahmad
- Abi AbduLLAAH
[1] Berkata Syaikh Albani -rahimahuLLAAH- dalam Al-Irwa’: Hadits ini di-takhrij oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya (VI/139) dan Ahmad (I/26)… Saya katakan: Bahkan hadits ini juga di-takhrij oleh Imam Abu Ya’la dalam Al-Musnad (VI/156, no. 2547); Al-Baihaqi dalam Al-Kubra’ (IV/906) dan dalam Syu’abul Iman (VIII/316, no. 3638).

[2] Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (VIII/330, no. 3653).

[3] HR Ahmad dalam Al-Musnad (I/180, no. 176); Al-Baihaqi dalam Al-Kubra’ (III/893)

[4] HR At-Thabrani dalam Al-Awsath (XVI/427 no. 7851), tetapi hadits ini dikomentari Imam Al-Haitsami: “Dlm sanad-nya ada Hasan bin Jablah dan aku tidak menemukan orang yang menyebutkan tentang siapa dia ini, selebihnya Rijal-nya Tsiqat.” (Majma’ Az-Zawa’id, III/191)

Kiriman : Ikhwan Community

0 komentar:

Posting Komentar

MasNuHu Radio

  • Masnuhu Radio, Jernihkan Hati Gapai Ridho Ilahi
    Dengarkan Dengan Winamp
  • Anda Pengunjung Ke :

     

    Template by NdyTeeN