Oleh: Ratman al-Kebumeny (Ibnu Ahmad 'Alimi)
Siapakah Dia?
"Si ahli hewan" ini bernama lengkap Abu 'Utsman 'Amr Ibnu Bahr Al Kinani. Al Fuqaimi Al Basri Al Jahiz. Ia berasal dari keluarga biasa, yang kesehariannya di
kala usia remaja membantu sang ayah berjualan ikan. Al Jahiz dilahirkan di Basrah
(sekarang sebuah wilayah di Irak) sekitar tahun 776 M. Ketika itu Basrah merupakan
salah satu pusat pendidikan penting di dunia Islam dengan beberapa sekolah terkenal
di bawah bimbingan para ilmuwan muslim terkemuka. Pendidikannya ia kenyam
mulai di Basrah. Kehidupannya mulai berubah ketika ibunya melihat bakat padanya
dalam hal menulis. Maka, sang ibu pun memberikan peralatan tulis dan menyarankan
agar ia berkarya serta hidup dengan tulisannya. Mulailah saat itu ia menguatkan
tekadnya menjadi ilmuwan. Dari sinilah prestasi besarnya mulai terukir, hingga ia
kelak menjadi ilmuwan yang terkenal dengan sekian banyak karya tulisnya. Ia belajar
dari berbagai sumber, yaitu Arab, Yunani, Persia, dan India.
Apa Karyanya?
Kahidupan barunya menjadikan Al Jahiz terus menekuni dunia keilmuan. Tibalah sekitar tahun 815 M, ia pindah ke Baghdad yang ketika itu menjadi ibu kota
kekhalifahan Daulah Abbasiyah wilayah timur. Tulisan pertamanya adalah Institution
of The Caliphate (Lembaga Khalifah). Karyanya ini diterima baik oleh istana
Baghdad. Walaupun berbagai tulisannya mendapat respon baik dari istana, tapi Al
Jahiz tidak pernah memegang jabatan di istana.
Tulisannya terus mengalir dari berbagai persoalan yang ia ketahui. Maka tak heran apabila ia berhasil menulis sekitar 200 karya. Dari sekian banyak karyanya itu,
hanya sekitar 30 karyanya yang bisa dikenal luas oleh masyarakat. Dia termasuk
orang yang berbakat menulis, walaupun ia bukanlah spesialis di bidang yang ia tulis,
tapi Al jahiz mampu menghasilkan tulisan yang berkualitas. Maka, berbagai tema
tulisan ia hasilkan, seperti dalam hal berikut ini:
1. Zoology (ilmu hewan)
2. Arabic grammar (tata bahasa Arab)
3. Poetry (puisi)
4. Phetoric (retorika)
5. Lexicography (perkamusan)
Ia memang penulis dengan multitalenta. Tulisannya banyak memakai anekdot, sehingga unik yang memiliki kekhasan ala Al Jahiz. Karyanya yang paling terkenal
adalah kitab Al Hayawan yang di Barat dikenal dengan Book of Animals. Kitab ini
merupakan ensiklopedi besar yang terdiri atas tujuh jilid. Ia diberi imbalan sekitar 5.000 dinar emas dari salah seorang petinggi istana karena persembahan kitab Al Hayawan tersebut. Ini merupakan prestasi luar biasa yang ia hasilkan dengan kerja
keras dalam kehidupannya sebagai seorang penulis. Kitab Al Hayawaan berisi
berbagai informasi penting dan berkualitas tentang banyak hal yang menyangkut
hewan dan folklore. Di ensiklopedi karyanya itu, kita bisa mendapatkan pembahasan
mengenai berbagai hal seperti:
1. Organisasi sosial semut
2. Komunikasi dan psikologi hewan
3. Kecerdasan spesies hewan
4. Pengaruh makanan dan cuaca dalam dunia hewan
5. Berbagai hal yang berhubungan antara manusia dan hewan, seperti mengusir nyamuk atau serangga dengan cahaya.
Buku yang berkualitas ini menjadikannya "ahli hewan", walaupun dia bukan dokter spesialis hewan. Dalam tulisan-tulisannya, Al Jahiz menyatakan tanda-tanda
kebesaran Allah melalui "ayat-ayat kauniyah-Nya" di alam semesta. Maka, kebesaran
Allah terdapat di kecilnya semut, ada pula di besarnya gunung yang menjulang
tinggi. Mengenali alam semesta berarti mengenali Allah melalui ciptaan-Nya. Maka,
semakin seorang mengenal alam, ia hendaknya semakin mengenal kebesaran Allah.
Kini, sebagian naskah asli kitab Al Hayawan (sekitar 87 folio) tersimpan di
Perpustakaan Mabrosiana Library Milan.
Selain karyanya di atas, sekian banyak kitab ditulis oleh Al Jahiz dengan gayanya yang khas. Beberapa buku hasil karyanya yang lain misalnya:
1. The Art of Keeping One's Mouth Shut (Seni Menutup Mulut Seseorang)
2. Against Civil Servants (Melawan Pegawai Sipil)
3. Arab Food (Makanan Arab)
4. In Praise of Merchants (Persembahan Seorang Pedagang)
5. Levity and Seriousness (Humor dan Keseriusan)
Sekian banyak buku yang dihasilkannya menandakan produktivitas dan luasnya pengetahuan yang Al Jahiz miliki. Ia pun terkenal di berbagai kalangan dalam
dan luar. Dengan produktivitasnya menulis buku, maka keinginan ibunya sewaktu ia
kecil pun terwujud.
Setelah banyak karya yang ia hasilkan di Baghdad selama sekitar 50 tahun di sana, ia akhirnya kembali ke kampung halamannya di Basra. Kerinduannya dengan
tanah kelahiran mengantarkannya hingga ke liang lahat. Mungkin ini terlihat aneh dan
lucu, karena Al Jahiz ibarat seorang "pabrik" buku, maka ia pun wafat akibat tertimpa
buku di perpustakaannya sekitar tahun 868 M. Seolah buku-bukunya mengatakan
padanya, "Kau telah menulisku, maka aku pun ikut menemani ke gerbang
kematianmu menghadap Allah Sang Pemilik ilmu."
Sabtu, 13 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar